Saturday, September 13, 2014

“Analisis Mengenai Vaksin Pentavalen Dan Program Imunisasi Lanjutan Bagi Batita”

Imunisasi adalah kebutuhan dunia.Badan dunia seperti World Health Organization (WHO) dan United Nations Chilren’s Fund (UNICEF) mengerahkan sumber daya dan melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung program imunisasi di seluruh dunia. Imunisasi merupakan isu kesehatan penting yang bahkan menggugah berbagai organisasi tingkat dunia untuk bergabung dalam sebuah kemitraan, salah satunya GAVI Alliance. Aliansi ini menyediakan sumber daya yang diperlukan negara-negara untuk memastikan agar anak-anak terhindar dari penyakit serta kematian serta tumbuh sehat hingga usia dewasa.

Di Indonesia, program imunisasi merupakan kebijakan nasional. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi disuatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih.(Depkes RI, 2006)

Strategi untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sejak 2010 lalu melalui suatu gerakan nasional yang dikenal dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI (GAIN UCI). Hal ini juga sejalan dengan kesepakatan Pemerintah Indonesia bersama dengan negara-negara Regional Asia Tenggara menjadikan tahun 2012 lalu sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization.

Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau imunisasi rutin. Lebih dari 13 persen anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi secara lengkap karena berbagai sebab,padahal imunisasi lengkap dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi dianggap sebagai upaya kesehatan yang paling efektif. Orangtua diharapkan melengkapi imunisasi anak mereka agar seluruh anak Indonesia terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat imunisasi.

Imunisasi melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Jadi,imunisasi adalah salah satu langkah tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Lebih lanjut, imunisasi tidak membutuhkan biaya besar,bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis. Imunisasi tidak hanya memberikan kekebalan perorangan terhadap penyakit, melainkan juga membentuk kekebalan masyarakat.

ANALISIS MENGENAI VAKSIN PENTAVALEN DAN PROGRAM IMUNISASI LANJUTAN BAGI BATITA 



WHO (Global Immunization Data) tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan hampir 17% kematian pada anak < 5 tahun dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2007, pneumoni merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3 etiologi pneumoni disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang selaput otak dan Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia ≤ 1 tahun, jika penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami kematian dan jika disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasusakan mengalami kematian. Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan IndonesianTechnical Advisory Group of Immunization (ITAGI) pada tahun 2010 maka pemberian  imunisasi Hib dikombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan perlunya diintegrasikan ke dalam program imunsiasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat tercapai target MDG’s ke-4 ”angka kematian balita (AKABA) 24/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015”.

Tindak lanjut nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus/Hepatitis B/Haemophilus Influenza type B. Kepmenkes tersebut menyebutkan pelaksanaan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib di Indonesia akan dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan NusaTenggara Barat pada Juli 2013, Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi,yaitu DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung,dan Sulsel, dan  tahap 3 akan diimplementasikan ke seluruh provinsi ditanah air.

Kendati di usia bayi imunisasinya sudah lengkap, bukan berarti di usia ini si kecil sudah aman dari ancaman penyakit. Itulah mengapa ada imunisasi yang harus diulang, disamping imunisasi lanjutan. Imunisasi akan memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi,antibodi anak akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Pada saat antibodi turun atau hampir habis, harus diberikan imunisasi lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik. Itulah mengapa, imunisasi ulangan sangat penting.

Pada pemberian vaksin lanjutan kali ini, pemerintah memutuskan menggunakan vaksin pentavalen buatan PT Biofarma.Vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib) diberikan dalam vaksin kombinasi DPT/HB/Hib pada usia yang sama dengan pemberian vaksin DPT/HB. Vaksin ini berguna untuk mencegah penyebaran bakteri Hib di dalam darah (bakteriemia),infeksi saluran nafas berat (pneumonia), dan radang otak (meningitis).

Vaksin pengembangan vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut Pentavalen, karena merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), HepatitisB, serta HiB. Kini, kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.

Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, yaitu diberikan pada anak dengan usia 18 bulan per Maret 2014 atau  anak dengan  usia 2 bulan yang belum pernah  sekalipun mendapatkan suntikan vaksin DPT-HB. Bagi anak yang sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasiDPT-HB sampai dengan dosis ketiga Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster diberikan minimal 12 bulan dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada Maret 2014, anak dengan  usia 2 tahun juga mendapatkan suntikan  imunisasi Campak sebagai booster (imunisasi lanjutan). Interval minimum untuk mendapatkan booster Campak yaitu  6 bulan dari suntikan Campak dosis pertama.
Hasil uji klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi, kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan perlindungan vaksin,  reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 % subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin90-99%, selain itu pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan agar pepton untuk perkembangbiakan bakteri.

“Vaksin Haemophilus influenza tipe B(Hib) berisi suatu antigen yang dapat mencegah penyakit radang otak dan radang paru. Kedua penyakit ini merupakan penyebab 17,2% kematian pada bayi. Vaksin Hib akan diintegrasikan pada vaksin DPT-HB yang telah lebih dulu dikenal masyarakat. Seperti kita ketahui sebelumnya, vaksin hepatitis B (HB) bermanfaat untuk mencegah terjadinya kerusakan hati (kanker hati). Sementara vaksin DPT terdiri dari 3 antigen yang dapat melindungi bayi/balita dari penyakit difteri, pertussis (batuk rejan) dan tetanus. Sebelum vaksin difteri ditemukan, racunyang dikeluarkan oleh bakteri penyebab penyakit difteri dapat memicu terjadinya gagal jantung.

Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan dengan pemberian suntikan vaksin DPT-Hb-Hib 0,5 ml secara intramuskular pada paha anterolateral dan di lengan kanan atas pada batita saat imunisasi lanjutan. Sedangkan untuk pemberian imunisasi Campak diberikan sebanyak 0,5 ml disuntikan secara sub kutan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus.

Dengan digunakannya vaksin pentavalen(DPT-HB-Hib) bersama vaksin campak, polio dan BCG, maka program imunisasi yang semula diarahkan pada pencegahan 7 penyakit menular (Difteri, Pertusis,Tetanus, Hepatitis B, Tuberculosis pada bayi, Polio dan Campak) bertambah menjadi 8 penyakit menular melalui penambahan antigen Haemophilus influenzaetype b untuk mencegah Pneumonia dan Meningitis pada anak.

Dalam program imunisasi dasar lengkap (IDL) bayi yang baru lahir hingga berusia 7 hari langsung mendapatkan imunisasiHepatitis B. Lalu, saat berusia 1 bulan, bayi memerlukan imunisasi polio dan BCG. Vaksin polio mencegah lumpuh layu sementara vaksin BCG mencegah tuberkulosis. Kemudian berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan, bayi mendapatkan lagi vaksin polio bersamaan dengan pemberian vaksin Pentavalen.Ketika bayi memasuki usia 9 bulan, imunisasi campak perlu diberikan. Antarausia 0 hari hingga genap 1 tahun, bayi setidaknya dibawa sebanyak 5 kali kefasilitas kesehatan untuk melengkapi imunisasinya.

Direktur Produksi PT Bio Farma (Persero), mengatakan, selain frekuensi penyuntikan bayi yang menjadil ebih sedikit, vaksin Pentavalent juga efisien. "Penggunaanvaksin Pentavalent ini diharapkan bisa mengefisiensikan biaya produksi, biaya penyimpanan vaksin (cold chain), biaya jarum suntik, tenagakesehatan, dan waktu. Efisiensi biaya ini, tentu saja akan berdampak pada harga yang lebih terjangkau bagi semua," katanya.
Selanjutnya, tidak mengherankan bila penggunaan vaksin Pentavalent diprediksi akan menjadi tren pada masa mendatang dan mendominasi pembelian vaksin dari para produsen vaksin dinegara-negara berkembang.

PT Bio Farma (Persero) sudah mulai menguji klinis vaksin Pentavalent sejak 2010, dan telah melewati proses tahapan uji klinis fase I, II dan III. Tahapan itu langkah memastikan keefektifan vaksin pada manusia. Pengujian bekerja sama dengan RS HasanSadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan RS CiptoMangunkusumo/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, vaksin Pentavalent juga telah didaftarkan  kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan untukmemperoleh ijin edar.

Bisa disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika dibandingkan dengan programimunisasi yang lama, antara lain:
1.  Mengurangi ‘kesakitan’ pada anak
Imunisas iyang diberikan dengan cara disuntik ini tidak dipungkiri memberikan rasa sakit dan trauma pada anak. DPT, HB, dan Hib masing-masing diberikan 3 kali tiap anak. Bisa dihitung berarti totalnya si anak disuntik 9 kali. Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, anak berarti hanya akan disuntik 3 kali. Karena setiap kali disuntik sudah ‘kombinasi’ dari ketiga jenis vaksin tersebut.
2.  Mengurangi kunjungan ke posyandu
Kunjungan ke posyandu atau puskesmas tentu akan membutuhkan biaya, khususnya jika keluarga tersebut berada di daerah yang memang puskesmasnya masih sedikit,
Selainitu, jika memang ibu dari anak merupakan ibu yang bekerja maka pemberian imunisasi pentavalen ini dinilai akan membantu ibu mengatur waktu lebih efisien, karena berarti kunjungan ibu ke posyandu juga akan berkurang frekuensinya.
3.  Mengurang irisiko 6 penyakit sekaligus
Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) diketahui merupakan kombinasi dari vaksin DPT, HB, danHib. DPT diketahui merupakan vaksin yang digunakan untuk mengurangi risiko penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus. Sementara HBmerupakan vaksin untuk mengurangi risiko penyakit hepatitis B. Hib sendir idiketahui bisa mengurangi risiko penyakit seperti meningitis dan arthritis

Untuk mendukung program imunisasi lanjutan bagi batita dan introduksi vaksin Pentavalen, di beberapa provinsi sudah dilaksakan berbagai acra, seperti sebagai contoh Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim bidang P2PL melaksanakan Acara Peningkatan Kemampuan Bagi Petugas Program Imunisasi Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh dalam Rangka Introduksi Vaksin Baru yaitu Vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) yang berlangsung selama 4 hari di Hotel Grand Victoria Samarinda.

Berdasarkan analisa saya, adapun tujuan dari acara tersebut adalah :
1.  Dipahaminya tahapan kegiatan imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anat batita.
2.  Meningkatnya pengetahuan petugas dalam pemberian imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita.
3.  Terlaksananya pencatatan dan pelaporan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai standart.
4.  Terpantaunya pelaksanaan imunisasiDPT-HB-Hib pada bayi dan Imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai standart
5.  Terpantaunya KIPI dan tata laksana sesuai standart.

Adapun total anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini mencapai Rp132 miliar dengan rincian komponen pembiayaan antara lain 90 persen untuk pembelian vaksin dan jarum dan Rp40miliar untuk sosialisasi dan operasional. Ini termasuk anggaran yang cukup besar. Walaupun sekitar 80 persen dana berasal dari donor internasional seperti GAVI Alliance dan alokasi tambahan dari APBN dan APBD.

Menurut analisis saya bahwa program ini akan menjadi momentum penting sehingga Kepala Daerah baik Gubernur maupunBupati/Walikota dapat mengupayakan  dukungan program imunisasi demi melindungi seluruh anak Indonesia dari ancaman penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Kemudian, pemerintah di setiap tingkatan pemerintahan perlu menyadari bahwa imunisasi adalah investasi, karena biaya pencegahan akan selalu lebih murah daripada biaya pengobatan dan biaya lain yang muncul jika seseorang telahjatuh sakit.


SUMBER PUSTAKA
Dinkes Kebumen.2013. SekilasTentang Imunisasi Dpt-Hb-Hib [internet]. Available from: <http://dinkeskebumen.wordpress.com/2013/11/18/sekilas-tentang-imunisasi-dpt-hb-hib/>  [Accessed 10 Sept 2014].
              ,2010.Mengapa Imunisasi harusDiulang? [internet]. Available from: [Accessed 10 Sept 2014].
              ,2013.Imunisasi lanjutan TelanRp132 Miliar. [internet]. Available from: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/08/20/3/176042/Imunisasi-Lanjutan-Telan-Rp132-Miliar\>  [Accessed 10 Sept 2014].
              ,2013.Kemenkes LuncurkanVaksin Baru Imunisasi Kombo Satu Suntikan Untuk Lima Vaksin [internet].Available from: http://www.kemendagri.go.id/news/2013/08/21/kemenkes-luncurkan-vaksin-baru-imunisasi-kombo-satu-suntikan-untuk-lima-vaksin>[Accessed 10 Sept 2014].
              ,2013. MenkesLuncurkan Vaksin Pentavalen dan Progran Imunisasi Lanjutan bagi Batita [internet]. Available from: <http:>>[Accessed 10 Sept 2014].</http:>

              ,2014.Pekan Imunisasi Dunia2014 : Imunisasi Untuk Masa Depan yang Sehat [internet]. Available from: <http:>>[Accessed 10 Sept 2014].</http:>

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home