“Analisis Mengenai Vaksin Pentavalen Dan Program Imunisasi Lanjutan Bagi Batita”
Imunisasi adalah kebutuhan dunia.Badan dunia seperti World Health Organization (WHO) dan United Nations Chilren’s Fund
(UNICEF) mengerahkan sumber daya dan melakukan berbagai kegiatan untuk
mendukung program imunisasi di seluruh dunia. Imunisasi merupakan isu
kesehatan penting yang bahkan menggugah berbagai organisasi tingkat
dunia untuk bergabung dalam sebuah kemitraan, salah satunya GAVI
Alliance. Aliansi ini menyediakan sumber daya yang diperlukan
negara-negara untuk memastikan agar anak-anak terhindar dari penyakit
serta kematian serta tumbuh sehat hingga usia dewasa.
Di
Indonesia, program imunisasi merupakan kebijakan nasional. Program
Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990,
Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI),
yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi disuatu tingkat
administrasi telah mencapai 80% atau lebih.(Depkes RI, 2006)
Strategi
untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, yang telah
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sejak 2010 lalu melalui suatu
gerakan nasional yang dikenal dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi
Nasional UCI (GAIN UCI). Hal ini juga sejalan dengan kesepakatan
Pemerintah Indonesia bersama dengan negara-negara Regional Asia Tenggara
menjadikan tahun 2012 lalu sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin
atau Intensification of Routine Immunization.
Imunisasi
telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya. Namun
demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau
imunisasi rutin. Lebih dari 13 persen anak Indonesia belum mendapatkan
imunisasi secara lengkap karena berbagai sebab,padahal imunisasi lengkap
dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi
dianggap sebagai upaya kesehatan yang paling efektif. Orangtua
diharapkan melengkapi imunisasi anak mereka agar seluruh anak Indonesia
terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat imunisasi.
Imunisasi
melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan
kecacatan, bahkan kematian. Jadi,imunisasi adalah salah satu langkah
tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Lebih lanjut,
imunisasi tidak membutuhkan biaya besar,bahkan di Posyandu anak-anak
mendapatkan imunisasi secara gratis. Imunisasi tidak hanya memberikan
kekebalan perorangan terhadap penyakit, melainkan juga membentuk
kekebalan masyarakat.
ANALISIS MENGENAI VAKSIN PENTAVALEN DAN PROGRAM IMUNISASI LANJUTAN BAGI BATITA
WHO (Global Immunization Data)
tahun 2010 menyebutkan 1.5 juta anak meninggal karena penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi dan hampir 17% kematian pada anak < 5
tahun dapat dicegah dengan imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun
2007, pneumoni merupakan penyebab kematian no. 2 di Indonesia, 1/3
etiologi pneumoni disebabkan karena Hib. Meningitis merupakan radang
selaput otak dan Hib merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia ≤
1 tahun, jika penyakit ini tidak diobati 90% kasus akan mengalami
kematian dan jika disertai pengobatan adekuat 9-20 % kasusakan mengalami
kematian. Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan IndonesianTechnical Advisory Group of Immunization
(ITAGI) pada tahun 2010 maka pemberian imunisasi Hib dikombinasikan
dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah
suntikan pada bayi dan perlunya diintegrasikan ke dalam program
imunsiasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat
tercapai target MDG’s ke-4 ”angka kematian balita (AKABA) 24/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015”.
Tindak lanjut
nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian Imunisasi
Difteri Pertusis Tetanus/Hepatitis B/Haemophilus Influenza type B.
Kepmenkes tersebut menyebutkan pelaksanaan pemberian imunisasi
DPT-HB-Hib di Indonesia akan dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi
wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan NusaTenggara Barat pada
Juli 2013, Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi,yaitu DKI Jakarta,
Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung,dan Sulsel,
dan tahap 3 akan diimplementasikan ke seluruh provinsi ditanah air.
Kendati
di usia bayi imunisasinya sudah lengkap, bukan berarti di usia ini si
kecil sudah aman dari ancaman penyakit. Itulah mengapa ada imunisasi
yang harus diulang, disamping imunisasi lanjutan. Imunisasi akan
memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi,antibodi anak akan
naik. Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Pada saat antibodi
turun atau hampir habis, harus diberikan imunisasi lagi agar antibodi
yang turun itu bisa kembali baik. Itulah mengapa, imunisasi ulangan
sangat penting.
Pada pemberian vaksin lanjutan kali
ini, pemerintah memutuskan menggunakan vaksin pentavalen buatan PT
Biofarma.Vaksin Haemophilus influenza tipe b (Hib) diberikan dalam
vaksin kombinasi DPT/HB/Hib pada usia yang sama dengan pemberian vaksin
DPT/HB. Vaksin ini berguna untuk mencegah penyebaran bakteri Hib di
dalam darah (bakteriemia),infeksi saluran nafas berat (pneumonia), dan
radang otak (meningitis).
Vaksin pengembangan
vaksin tetravalen (DPT-HB) kombinasi buatan Indonesia ini disebut
Pentavalen, karena merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT
(Difteri, Pertusis dan Tetanus), HepatitisB, serta HiB. Kini, kelima
antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih
efisien, tidak menambah jumlah suntikan pada anak sehingga memberikan
kenyamanan bagi bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.
Prinsip
pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, yaitu diberikan pada anak dengan usia
18 bulan per Maret 2014 atau anak dengan usia 2 bulan yang belum
pernah sekalipun mendapatkan suntikan vaksin DPT-HB. Bagi anak yang
sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap
dilanjutkan dengan pemberian imunisasiDPT-HB sampai dengan dosis ketiga
Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster diberikan minimal 12 bulan
dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada Maret 2014, anak dengan usia
2 tahun juga mendapatkan suntikan imunisasi Campak sebagai booster
(imunisasi lanjutan). Interval minimum untuk mendapatkan booster Campak
yaitu 6 bulan dari suntikan Campak dosis pertama.
Hasil uji
klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi,
kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan
perlindungan vaksin, reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 %
subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin90-99%, selain itu
pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan agar pepton
untuk perkembangbiakan bakteri.
“Vaksin Haemophilus
influenza tipe B(Hib) berisi suatu antigen yang dapat mencegah penyakit
radang otak dan radang paru. Kedua penyakit ini merupakan penyebab 17,2%
kematian pada bayi. Vaksin Hib akan diintegrasikan pada vaksin DPT-HB
yang telah lebih dulu dikenal masyarakat. Seperti kita ketahui
sebelumnya, vaksin hepatitis B (HB) bermanfaat untuk mencegah terjadinya
kerusakan hati (kanker hati). Sementara vaksin DPT terdiri dari 3
antigen yang dapat melindungi bayi/balita dari penyakit difteri,
pertussis (batuk rejan) dan tetanus. Sebelum vaksin difteri ditemukan,
racunyang dikeluarkan oleh bakteri penyebab penyakit difteri dapat
memicu terjadinya gagal jantung.
Imunisasi DPT-HB-Hib
diberikan dengan pemberian suntikan vaksin DPT-Hb-Hib 0,5 ml secara
intramuskular pada paha anterolateral dan di lengan kanan atas pada
batita saat imunisasi lanjutan. Sedangkan untuk pemberian imunisasi
Campak diberikan sebanyak 0,5 ml disuntikan secara sub kutan pada lengan
kiri atas, pertengahan M.Deltoideus.
Dengan
digunakannya vaksin pentavalen(DPT-HB-Hib) bersama vaksin campak, polio
dan BCG, maka program imunisasi yang semula diarahkan pada pencegahan 7
penyakit menular (Difteri, Pertusis,Tetanus, Hepatitis B, Tuberculosis
pada bayi, Polio dan Campak) bertambah menjadi 8 penyakit menular
melalui penambahan antigen Haemophilus influenzaetype b untuk mencegah
Pneumonia dan Meningitis pada anak.
Dalam program
imunisasi dasar lengkap (IDL) bayi yang baru lahir hingga berusia 7 hari
langsung mendapatkan imunisasiHepatitis B. Lalu, saat berusia 1 bulan,
bayi memerlukan imunisasi polio dan BCG. Vaksin polio mencegah lumpuh
layu sementara vaksin BCG mencegah tuberkulosis. Kemudian berturut-turut
pada usia 2, 3, dan 4 bulan, bayi mendapatkan lagi vaksin polio
bersamaan dengan pemberian vaksin Pentavalen.Ketika bayi memasuki usia 9
bulan, imunisasi campak perlu diberikan. Antarausia 0 hari hingga genap
1 tahun, bayi setidaknya dibawa sebanyak 5 kali kefasilitas kesehatan
untuk melengkapi imunisasinya.
Direktur Produksi PT Bio Farma (Persero), mengatakan, selain frekuensi penyuntikan bayi yang menjadil ebih sedikit, vaksin Pentavalent juga efisien. "Penggunaanvaksin Pentavalent ini diharapkan bisa mengefisiensikan biaya produksi, biaya penyimpanan vaksin (cold chain),
biaya jarum suntik, tenagakesehatan, dan waktu. Efisiensi biaya ini,
tentu saja akan berdampak pada harga yang lebih terjangkau bagi semua,"
katanya.
Selanjutnya, tidak mengherankan bila penggunaan vaksin Pentavalent
diprediksi akan menjadi tren pada masa mendatang dan mendominasi
pembelian vaksin dari para produsen vaksin dinegara-negara berkembang.
PT Bio Farma (Persero) sudah mulai menguji klinis vaksin Pentavalent
sejak 2010, dan telah melewati proses tahapan uji klinis fase I, II dan
III. Tahapan itu langkah memastikan keefektifan vaksin pada manusia.
Pengujian bekerja sama dengan RS HasanSadikin, Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran, dan RS CiptoMangunkusumo/Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Selain itu, vaksin Pentavalent juga telah didaftarkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan untukmemperoleh ijin edar.
Bisa
disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan vaksin Pentavalen
(DPT-HB-Hib) jika dibandingkan dengan programimunisasi yang lama, antara
lain:
1. Mengurangi ‘kesakitan’ pada anak
Imunisas iyang
diberikan dengan cara disuntik ini tidak dipungkiri memberikan rasa
sakit dan trauma pada anak. DPT, HB, dan Hib masing-masing diberikan 3
kali tiap anak. Bisa dihitung berarti totalnya si anak disuntik 9 kali.
Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, anak berarti hanya akan
disuntik 3 kali. Karena setiap kali disuntik sudah ‘kombinasi’ dari
ketiga jenis vaksin tersebut.
2. Mengurangi kunjungan ke posyandu
Kunjungan
ke posyandu atau puskesmas tentu akan membutuhkan biaya, khususnya jika
keluarga tersebut berada di daerah yang memang puskesmasnya masih
sedikit,
Selainitu, jika memang ibu dari anak merupakan ibu yang
bekerja maka pemberian imunisasi pentavalen ini dinilai akan membantu
ibu mengatur waktu lebih efisien, karena berarti kunjungan ibu ke
posyandu juga akan berkurang frekuensinya.
3. Mengurang irisiko 6 penyakit sekaligus
Imunisasi
pentavalen (DPT-HB-Hib) diketahui merupakan kombinasi dari vaksin DPT,
HB, danHib. DPT diketahui merupakan vaksin yang digunakan untuk
mengurangi risiko penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan
tetanus. Sementara HBmerupakan vaksin untuk mengurangi risiko penyakit
hepatitis B. Hib sendir idiketahui bisa mengurangi risiko penyakit
seperti meningitis dan arthritis
Untuk mendukung
program imunisasi lanjutan bagi batita dan introduksi vaksin Pentavalen,
di beberapa provinsi sudah dilaksakan berbagai acra, seperti sebagai
contoh Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim bidang P2PL melaksanakan Acara
Peningkatan Kemampuan Bagi Petugas Program Imunisasi Kabupaten/Kota yang
dilaksanakan oleh dalam Rangka Introduksi Vaksin Baru yaitu Vaksin
Pentavalen (DPT-HB-Hib) yang berlangsung selama 4 hari di Hotel Grand
Victoria Samarinda.
Berdasarkan analisa saya, adapun tujuan dari acara tersebut adalah :
1. Dipahaminya tahapan kegiatan imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anat batita.
2. Meningkatnya pengetahuan petugas dalam pemberian imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita.
3.
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib
pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai standart.
4. Terpantaunya pelaksanaan imunisasiDPT-HB-Hib pada bayi dan Imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai standart
5. Terpantaunya KIPI dan tata laksana sesuai standart.
Adapun
total anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini mencapai
Rp132 miliar dengan rincian komponen pembiayaan antara lain 90 persen
untuk pembelian vaksin dan jarum dan Rp40miliar untuk sosialisasi dan
operasional. Ini termasuk anggaran yang cukup besar. Walaupun sekitar 80
persen dana berasal dari donor internasional seperti GAVI Alliance dan
alokasi tambahan dari APBN dan APBD.
Menurut
analisis saya bahwa program ini akan menjadi momentum penting sehingga
Kepala Daerah baik Gubernur maupunBupati/Walikota dapat mengupayakan
dukungan program imunisasi demi melindungi seluruh anak Indonesia dari
ancaman penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Kemudian, pemerintah di
setiap tingkatan pemerintahan perlu menyadari bahwa imunisasi adalah
investasi, karena biaya pencegahan akan selalu lebih murah daripada
biaya pengobatan dan biaya lain yang muncul jika seseorang telahjatuh
sakit.
SUMBER PUSTAKA
Dinkes Kebumen.2013. SekilasTentang Imunisasi Dpt-Hb-Hib [internet]. Available from: <http://dinkeskebumen.wordpress.com/2013/11/18/sekilas-tentang-imunisasi-dpt-hb-hib/> [Accessed 10 Sept 2014].
,2010.Mengapa Imunisasi harusDiulang? [internet]. Available from: [Accessed 10 Sept 2014].
,2013.Imunisasi lanjutan TelanRp132 Miliar. [internet]. Available from: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/08/20/3/176042/Imunisasi-Lanjutan-Telan-Rp132-Miliar\> [Accessed 10 Sept 2014].
,2013.Kemenkes LuncurkanVaksin Baru Imunisasi Kombo Satu Suntikan Untuk Lima Vaksin [internet].Available from: http://www.kemendagri.go.id/news/2013/08/21/kemenkes-luncurkan-vaksin-baru-imunisasi-kombo-satu-suntikan-untuk-lima-vaksin>[Accessed 10 Sept 2014].
,2013. MenkesLuncurkan Vaksin Pentavalen dan Progran Imunisasi Lanjutan bagi Batita [internet]. Available from: <http:>>[Accessed 10 Sept 2014].</http:>
,2014.Pekan Imunisasi Dunia2014 : Imunisasi Untuk Masa Depan yang Sehat [internet]. Available from: <http:>>[Accessed 10 Sept 2014].</http:>
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home